Bab 212
Bab 212 Kamu Pikir Kamu Slapa
+15 BONUS
Para pelamar kerja yang hendak berjalan keluar menghentikan langkah mereka dengan ragu, lalu berbalik menghadap Luna.
“Oh, dia adalah Luna. Sebelumnya dia dituduh oleh temannya, tapi pada akhirnya dia terbukti nggak bersalah.”
“Aku dengar bank-bank besar memutuskan pinjaman dengan Grup Agung Makmur untuk membalas dendam padanya. Saat itu, jelas-jelas Grup Agung Makmur sudah di ambang kehancuran, tapi dia masih bisa menyelamatkan Grup Agung Makmur. Kemampuan Luna dalamn mengelola perusahaan nggak perlu diragukan lagi. Mari kita dengar apa yang akan dia bicarakan terlebih dahulu.”
Karena reputasi baik Luna, walaupun amarah para pelamar kerja itu belum reda, tetapi mereka tidak terburu-buru untuk pergi lagi.
“Terima kasih, semuanya. Aku akan memberi kalian sebuah penjelasan yang memuaskan.”
Melihat situasi sudah di dalam kendalinya, Luna baru mengalihkan pandangannya ke arah Karlos dan yang lainnya.
Dia bertanya dengan dingin, “Karlos, kalian memilih untuk mencampakkan Grup Agung Makmur saat perusahaan berada di ambang kehancuran. Aku nggak berutang gaji dan bonus kalian. Aku juga nggak melakukan kesalahan pada kalian. Kenapa sekarang kalian datang mengacaukan proses perekrutan karyawan baru Grup Agung Makmur? Apa maksud kalian?!”
Setelah mendengar ucapan Luna, para pelamar kerja yang tadinya hendak pergi sudah memahami situasi saat ini.
Ternyata Karlos dan orang-orang ini sudah bukan bagian dari Grup Agung Makmur, mereka sengaja datang membuat keributan.
Benar-benar keji dan tidak tahu malu!
Ekspresi Karlos dan yang lainnya juga berubah drastis.
Awalnya mereka mengira Luna mudah ditindas, siapa sangka wanita itu langsung menjatuhkan mereka hanya dengan beberapa patah
kata.
Hanya beberapa patah kata yang keluar dari mulut Luna, membuatnya berdiri di posisi yang menguntungkan.
Karlos langsung berpura-pura menunjukkan ekspresi menyedihkan dan berkata, “Bu Luna, maaf kami, seharusnya kami nggak mengundurkan diri dari Grup Agung Makmur. Tapi, saat itu semua orang beranggapan Grup Agung Makmur sudah pasti akan hancur. Kami masih harus menghidupi keluarga kami, jadi kami penghasilan kami nggak boleh terputus. Kami benar-benar nggak punya pilihan
lain lagi selain mengundurkan diri.”
“Ya, Bu Luna!”
Beberapa petinggi perusahaan lainnya dan semua karyawan lama perusahaan yang sudah mengundurkan diri meniru Karlos, mereka semua menunjukkan ekspresi menyedihkan.
Intinya, mereka mengundurkan diri karena terpaksa.
Dengan begitu, Luna pasti bisa memahami posisi sulit mereka kala itu dan membiarkan mereka untuk kembali bekerja di Grup Agung
Makmur.
Namun, berbeda dengan yang mereka bayangkan, Luna malah mencibir dan berkata, “Benarkah? Tapi, saat kalian mengundurkan diri, bukan kata-kata seperti ini yang keluar dari mulut kalian. Kalian nggak hanya mencampakkan perusahaan, kalian juga mengancam akan
menuntutku.”
Luna sudah melakukan persiapan. Dia langsung meminta Vania untuk memutar video rekaman pengunduran diri Karlos dan yang lainnya
di layar besar.
Kekejian orang-orang ini langsung terekspos.
Wajah Karlos tampak berkedut.
Mereka benar-benar tidak menyangka Luna bisa memikirkan cara seperti ini. Dulu, mereka sama sekali tidak menyadari ternyata wanita itu
sehebat ini.
Dalam lubuk hati mereka, Luna adalah satu-satunya orang yang selalu ditindas oleh Keluarga Basagita, bahkan mereka menganggap wanita itu bukan apa-apa.
Karlos tidak bisa berpura-pura lagi, dia langsung berkata, “Bu Luna, intinya kami mau kembali bekerja di Grup Agung Makmur dan
1/2
+15 BONUSNôvelDrama.Org owns this text.
menempati posisi kami sebelumnya. Kami semua adalah karyawan lama Grup Agung Makmur. Tanpa kami, proyek Grup Agung Makmur nggak akan bisa berjalan dengan baik!”
Orang-orang lainnya juga ikut menimpali.
Luna mencibir dan berkata, “Nggak bisa, aku nggak setuju kalian kembali bekerja di Grup Agung Makmur!”
Tidak peduli apa pun yang dikatakan oleh orang-orang ini, dia tidak akan membiarkan mereka kembali bekerja di Grup Agung Makmur.
“Kamu nggak setuju? Kamu pikir kamu siapa?!”
Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin seorang pria tua.
Tuan Besar Basagita memimpin anggota Keluarga Basagita melenggang masuk ke dalam gedung.
“Pak Presdir!”
Begitu melihat kedatangan Tuan Besar Basagita, ekspresi gembira terpampang jelas di wajah Karlos dan yang lainnya.
Luna mengerutkan keningnya dan berkata, “Kakek, orang-orang ini sudah mencampakkan Grup Agung Makmur pada saat krisis, bahkan memperburuk situasi. Aku nggak tenang membiarkan orang-orang seperti ini untuk tetap bekerja di perusahaan. Lagi pula, sekarang ada begitu banyak pelamar kerja. Kita bisa merekrut karyawan baru dan mengembangkan Grup Agung Makmur perlahan-lahan. Merekrut karyawan baru lebih baik dibandingkan mempekerjakan pengkhianat-pengkhianat ini!”
Karlos segera bereaksi. Dia buru-buru menghampiri Tuan Besar Basagita dan berkata, “Pak Presdir, jangan dengar ucapan Luna. Sebelum Pak Presdir datang, dia buru-buru menaikkan gaji para karyawan dan menunjuk kepala departemen baru untuk masing-masing departemen. Luna jelas-jelas berniat untuk menaikkan posisinya di dalam perusahaan, agar Grup Agung Makmur di bawah kendalinya seorang. Jadi, tentu saja dia tidak akan membiarkan kami yang setia pada Pak Presdir kembali bekerja di perusahaan!”