Menantu Pahlawan Negara

Bab 206



Bab 206 Tina Mulai Penasaran

+15 BONUS

“Di mana Ridwan? Aku mau bertemu dengan Ridwan! Aku adalah menantu tiga keluarga kaya! Atas dasar apa dia menangkapku?!”

Tidak peduli sekeras apa pun teriakan Diego, anggota kepolisian tetap memborgol tangannya tanpa ragu.

Presdir Bank Banyuli yang sebelumnya selalu bersikap arogan, kini harga dirinya sudah hancur setelah ditangkap.

Luna menarik napas dalam-dalam.

Kejadian hari ini benar-benar di luar dugaannya.

Dia mengalihkan pandangannya ke arah dua puluhan tokoh hebat dunia bisnis Kota Banyuli yang sudah membantu Grup Agung Makmur mengubah nasib, lalu menyampaikan rasa terima kasihnya dengan tulus pada mereka.Content is property of NôvelDrama.Org.

Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, “Semuanya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada kalian. Kenapa kalian memilih untuk berinvestasi pada Grup Agung Makmur di saat seperti ini?”

Tidak hanya Luna seorang, banyak orang yang berada di tempat ini juga kebingungan.

Sebelumnya, boleh dibilang Grup Agung Makmur sudah tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan.

Namun, dengan risiko menyinggung tiga keluarga besar, dua puluhan tokoh hebat dunia bisnis ini memilih untuk mendukung Grup Agung Makmur. Hal seperti ini benar-benar sulit dimengerti.

“Nona Luna, aku yakin Grup Agung Makmur di bawah kepemimpinanmu sangat pantas untuk menerima investasi kami. Aku percaya Grup Agung Makmur bisa berkembang pesat di bawah kepemimpinanmu!” kata Desta, Kepala Keluarga Unima.

Setelah mendengar ucapan Desta, tokoh-tokoh hebat lainnya juga ikut menganggukkan kepala mereka.

Mereka tahu Ardika sangat mencintai Luna. Kalau tidak, dengan kemampuan yang sudah pria itu tunjukan sebelumnya, dia sama sekali tidak perlu menjadi menantu kawin masuk Keluarga Basagita dan menjadi sosok pria yang dianggap tidak layak untuk bersanding dengan Luna.

Jadi, menyenangkan hati Luna lebih berguna dibandingkan menyenangkan hati Ardika.

‘Karena mempertimbangkan kemampuanku mereka memilih untuk berinvestasi pada Grup Agung Makmur?’ pikir Luna.

Luna merasa alasan ini terlalu dipaksakan.

Saat ini, satu per satu dari tokoh hebat itu meninggalkan Grup Agung Makmur. Sebelum keluar dari gedung ini, mereka selalu menganggukkan kepala mereka dengan hormat kepada Ardika.

Melihat pemandangan itu, Luna menyadari ada yang aneh.

Dia mengalihkan pandangannya kepada suaminya yang dari tadi hanya berdiri diam di sampingnya, lalu bertanya dengan penasaran, Ardika, apa kamu yang memanggil orang-orang itu ke sini?”

“Tentu saja,” kata Ardika sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Seketika itu pula, mulut Luna langsung terngaga, ekspresinya tampak terkejut.

Ternyata pertunjukan kembang api yang dimaksud oleh Ardika sebelumnya adalah hal ini! Tapi, bagaimana Ardika bisa melakukannya?’

Melihat Tina kebetulan berjalan ke arahnya, Luna bertanya, “Tina, apa Ardika yang memanggilmu ke sini?”

Sebelum kejadian ini, dia sama sekali tidak tahu sahabatnya akan datang, bahkan mewakili Grup Lautan Berlian untuk melunasi utang pinjaman Grup Agung Makmur sebesar 100 miliar.

Dia mengira Ardika sudah menghubungi Tina terlebih dahulu untuk memberinya sebuah kejutan.

“Aku nggak memanggilnya.”

Ardika langsung menyangkal.

Dia hanya menghubungi Henry dan meminta pria itu untuk memamerkan relasinya sebagai balasan atas kelancangan tiga keluarga besar.

+15 BONUS

Namun, dia sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu siapa yang akan datang dan siapa yang tidak akan datang. Hal seperti ini bukanlah hal yang perlu dikhawatirkannya.

“Ardika? Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal itu?!”

Tina melirik Ardika sekilas, dia juga menyangkal hal tersebut.

“Jesika, sekretaris presdir Grup Sentosa Jaya yang menghubungi perusahaan-perusahaan besar untuk membantu Grup Agung Makmur

melewati krisis kali ini. Setelah mendengar informasi itu, ayah angkatku berasumsi kali ini presdir misterius Grup Sentosa Jaya turun tangan lagi.”

Alden, pres dir Grup Lautan Berlian juga sangat membenci pemutusan pinjaman yang dilakukan oleh bank-bank besar secara bersamaan.

Karena itulah, dia meminta Tina untuk memberikan bantuan kepada Grup Agung Makmur sebesar 100 miliar.

“Aku nggak menyangka ternyata presdir misterius itu begitu hebat. Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa mengajak begitu banyak orang untuk menghadapi tiga keluarga besar bersama-sama!”

Mengingat kejadian sebelumnya, Tina juga sangat terkejut.

*Luna, kali ini Grup Agung Makmur benar-benar beruntung. Kalau bukan karena presdir itu memiliki kemampuan untuk menghadapi tiga keluarga besar, Grup Agung Makmur pasti sudah hancur.”

Melihat perusahaan Luna sudah bisa membalikkan keadaan, dia juga ikut senang.

Jujur saja, setelah mengetahui Luna tertimpa masalah sebesar ini, dia juga sangat cemas dan sedang mencari solusi.

Namun, dia tidak menyangka presdir itu menggunakan cara seperti ini dan membantu Grup Agung Makmur melewati krisis dengan cepat.

“Orang ini benar-benar rendah hati. Dia nggak pernah menonjolkan diri. Walau sudah berada di Kota Banyuli cukup lama, dia nggak pernah menunjukkan diri. Beberapa kali turun tangan, dia selalu menyelesaikan masalah dengan cepat. Bahkan aku sudah mulai penasaran

seperti apa paras orang ini.”

Saat ini, rasa penasaran sudah menyelimuti hati Tina.

Mendengar ucapan Tina, Ardika tersenyum dan berkata, “Aku benar-benar nggak menyangka, dalam lubuk hatimu penilaianmu terhadap

diriku begitu tinggi, Tina.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.