Bab 205
Bab 205 Penangkapan Diego
“Pak Retno, kamu nggak bisa ikut campur dalam hal ini. Lagi pula, uang yang tersimpan dalam bank adalah uang kami. Kami bisa menggunakan uang sesuka hati kami. Satu hal yang pasti adalah kami nggak ingin menyimpan uang kami di bank kalian lagi!”
Zaki dan yang lainnya terus mendesak kepala bank-bank itu untuk mengeluarkan uang mereka.
Dalam sekejap, para kepala bank tertimpa masalah besar. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah Diego yang sudah membawa masalah besar ini pada mereka dengan serempak.
Diego berteriak pada semua orang dengan kesal, “Bagus, kalian semua bekerja sama untuk menjebak kami? Apa kalian benar-benar mau
menyinggung kami? Kelak, kalian nggak akan mendapat pinjaman lagi!”
Bagi perusahaan-perusahaan besar ini, menjalin hubungan yang baik dengan pihak bank adalah suatu keharusan.
Namun, saat ini mereka semua malah tertawa dingin.
“Diego, kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Kami memang nggak bisa menyinggung bank, tapi tentu saja kami bisa
menyinggung orang-orang yang hanya bekerja untuk bank seperti kalian!”
“Ya, benar. Pak Diego, kalau kulihat dari reaksimu, sepertinya kamu bukan orang yang bisa dipercaya, ya?”
Sebelumnya Diego mengejek Luna adalah orang yang tidak bisa dipercaya, sekarang giliran dia yang menjadi target ejekan semua orang.
Diego memelototi orang-orang itu dan berkata, “Oke, bagus, bagus. Kalian memang sangat hebat. Berani sekali kalian menyinggung tiga keluarga besar, kelak kalian pasti akan menderita!”
Desta dan yang lainnya tidak terlalu ketakutan.
Saat ini, jumlah mereka cukup banyak. Kalau melakukan sesuatu bersama-sama, tentu saja akan merasa jauh lebih tenang dan aman.
Ada begitu banyak keluarga kaya kelas satu dan perusahaan besar yang bekerja sama untuk pertama kalinya.
Biarpun lawan mereka adalah tiga keluarga besar, tiga keluarga besar tidak mungkin berani membalas begitu banyak orang pada saat
bersamaan.
Karena semua orang berpegang teguh pada pendirian dan mendesaknya untuk mengeluarkan uang, Retno dan yang lainnya benar-benar
tidak berdaya.
Mereka tidak punya pilihan lain selain mengizinkan mereka untuk mengambil uang nanti.
Namun, tidak ingin menunggu lagi, semua keluarga besar dan perusahaan besar ini sudah mengatur orang untuk melakukan pengambilan
uang.
Dalam waktu kurang dari satu menit, Retno menerima panggilan telepon dari atasan Bank Sejahtera.
“Retno, performa kerjamu tahun ini sangat buruk. Kamu nggak perlu datang bekerja lagi. Kamu sudah dipecat!”
Pada saat bersamaan, beberapa kepala bank lainnya juga menerima panggilan telepon dan mendapat pemberitahuan bahwa mereka
sudah dipecat.Content © NôvelDrama.Org 2024.
“Gawat, gawat! Dasar Diego sialan! Kamu sudah menghancurkan karierku, masa depanku sudah hancur!”
Retno dan lainnya menatap Diego dengan tatapan tajam dan melontarkan makian padanya.
Mereka sudah menyesal.
Mereka menyesal sudah mendengarkan ucapan Diego dan melakukan pemutusan pinjaman Grup Agung Makmur.
Mereka tidak menyangka mereka sudah menghancurkan kehidupan mereka sendiri.
Saat mereka meninggalkan Grup Agung Makmur dengan ekspresi sedih, mereka menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.
Kekuatan menantu kawin masuk Keluarga Basagita ini benar-benar menakutkan.
Ada begitu banyak perusahaan besar yang berdiri pihaknya, bahkan mereka sampai kehilangan pekerjaan mereka!
+15 BONUS
Mereka benar-benar menyesali perbuatan mereka, tetapi sekarang semuanya sudah terlambat.
Mereka hanya bisa meninggalkan Grup Agung Makmur dengan ekspresi sedih.
Diego juga tampak bersedih. Setelah semua rencananya gagal, dia hendak pergi dari sini. Namun, bagaimana mungkin dia bisa pergi begitu saja?
Tepat pada saat ini, tiba-tiba Ardika berkata dengan dingin, “Diego, siapa yang mengizinkanmu pergi? Apa kamu pikir Grup Agung Makmur adalah tempat yang boleh kamu datangi dan tinggalkan sesuka hatimu?!”
Semua orang langsung tercengang.
Apa maksud Ardika? Dia tidak ingin membiarkan Diego pergi?
Diego yang sudah kesal setengah mati, menoleh dan memelototi Ardika. “Kenapa? Apa aku mau pergi dari sini juga perlu persetujuan darimu? Kamu pikir kamu siapa? Jangan mengira karena kamu memanggil begitu banyak orang ke sini untuk mendukungmu, maka aku akan takut padamu. Aku adalah anggota tiga keluarga besar….”
“Plak!”
Sebelum Diego menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Ardika sudah berdiri di hadapannya dan melayangkan sebuah tamparan ke wajahnya.
“Sialan, berani sekali kamu memukulku?!”
Sambil memegang wajahnya, Diego menggertakkan giginya dan memelototi Ardika.
“Plak!”
Ardika melayangkan satu tamparan lagi sampai-sampai membuat Diego terjatuh ke lantai.
Semua giginya sudah patah akibat dua tamparan itu.
Ardika mencibir dan berkata, “Berani sekali kamu berbicara arogan di hadapanku. Dua tamparan itu adalah hukuman untukmu.”
“Ardika, tamat sudah riwayatmu. Aku akan membalasmu! Aku akan membalasmu….”
Saat ini, Diego merasa kesal sekaligus kesakitan. Dengan darah di dalam mulutnya, dia berteriak seperti orang gila.
Ardika tersenyum tipis dan berkata, “Aku sudah nggak punya kesempatan lagi.”
Begitu dia selesai berbicara, sekelompok orang yang mengenakan seragam memasuki Grup Agung Makmur.
Ekspresi mereka tampak dingin, mereka semua memancarkan aura yang menakutkan.
“Mereka adalah anggota kepolisian departemen pengintaian dan departemen pengawasan!”
Melihat kedatangan anggota kepolisian itu, semua orang terkejut. Secara naluriah, mereka melangkah mundur ke belakang. Mereka takut orang-orang itu mengincar mereka.
Tidak lama kemudian, mereka berhenti di hadapan Diego dan berkata, “Diego, selama kamu menjadi presdir Bank Banyuli, kamu terlibat dalam penggelapan uang dengan Grup Kejora milik Helmi, adikmu. Sekarang, kamu ditangkap!”.
X