Bab 293
Bab 293 Orang yang Licik
Kemudian, David menceritakan sebuah informasi yang baru saja diperolehnya.
“Mungkin kalian masih nggak tahu informasi ini. Setahuku, Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian sudah resmi membentuk sebuah aliansi. Lawan tiga kekuatan besar ini adalah tiga keluarga besar dan Billy.”
“Hari ini, bukan hanya showroom yang sudah diblokade, tempat perjudian milik Alvaro, keponakan Billy juga sudah diblokade. Ini adalah bentuk pernyataan perang dari Aliansi Maju Bersama terhadap tiga keluarga besar, sama sekali nggak ada hubungannya dengan Ardika.” Còntens bel0ngs to Nô(v)elDr/a/ma.Org
Hanya dalam kurun waktu dua jam, pihak luar sudah mengarang sebuah nama untuk tiga kekuatan besar yang baru saja membentuk aliansi.
Aliansi Maju Bersama adalah sebuah aliansi yang terdiri dari Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian.
Intinya, saat ini semua orang beranggapan bahwa tiga kekuatan besar ini sudah membentuk sebuah aliansi untuk melawan tiga keluarga besar dan Billy.
Bahkan tiga keluarga besar dan Billy sendiri juga beranggapan demikian.
Mendengar cerita David, Yanto sekeluarga tercengang. Dengan status dan
kedudukan mereka saat ini, mereka sama sekali tidak memahami perselisihan dan
persaingan kalangan atas.
Namun, setelah mendengar masalah blokade showroom tidak ada hubungannya
dengan Ardika, mereka menghela napas lega.
Wulan memukul lengan David dengan pelan, lalu berkata dengan manja, “Kenapa
dari tadi kamu nggak memberi tahu kami? Kami sudah ketakutan setengah mati.”
“Aku sengaja nggak langsung memberi tahu kalian, agar Tuan Besar Basagita
merasa sedikit terancam dan mendukung kita untuk merebut kembali kendali atas
Grup Agung Makmur.”
David berkata dengan nada sinis, “Kami sudah membawa Rita kembali ke Kota
Banyuli. Kakekku mengatakan dalam dua hari ini, kita sudah bisa menjalankan rencana kita. Saat itu tiba, kita akan menguasai Grup Agung Makmurt”
“Benarkah?! Bagus sekali!”
Yanto sekeluarga senang bukan main.
Walaupun kendali atas perusahaan belum lama jatuh ke tangan Luna, tetapi mereka
merasakan kehidupan mereka penuh dengan penderitaan seolah–olah waktu.
berlalu dengan sangat lambat.
Sekarang akhirnya mereka bisa mengusir Luna dari Grup Agung Makmur dan
merebut kembali kendali atas perusahaan!
Melihat ekspresi bahagia orang–orang di hadapannya ini, David hanya tersenyum. tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Di Vila Cakrawala.
Luna sekeluarga juga sudah memperoleh informasi tentang blokade Showroom Mobil Neptus.
Walaupun demikian, Luna tetap menghubungi pihak Showroom Mobil Neptus untuk menanyakan tentang pengembalian mobil dan membayar ganti rugi. Namun, tidak. ada seorang pun yang menerima panggilan telepon.
Luna sekeluarga pun sedikit menghela napas lega.
Setelah tertimpa masalah seperti itu, dalam waktu singkat Showroom Mobil Neptus. tidak akan bisa mencari masalah dengan mereka.
Ardika berkata untuk menenangkan Luna, “Sayang, besok kamu tetap mengendarai. mobilmu ke perusahaan saja, nggak akan ada masalah lagi. Masalah ini sudah
terselesaikan.”
“Ya, Tina sudah memberitahuku, Grup Lautan Berlian membentuk aliansi dengan dua kekuatan lainnya untuk melawan tiga keluarga besar. Dengan begitu, mereka baru bisa menjatuhkan bisnis milik Billy. Setelah mengalami kejadian ini, untuk sementara waktu mereka nggak akan bisa mencari masalah dengan kita lagi.”
Luna sudah terlihat jauh lebih rileks.
‘Alden ini benar–benar licik. Menghadapi rumor seperti itu, dia memilih untuk membiarkannya saja, bahkan putri angkatnya juga nggak mengetahui kebenaran.
hal ini.”
Ardika menunjukkan ekspresi keheranan.
Jesika menghubunginya secara khusus untuk melaporkan rumor yang beredar luas
di luar.
Setelah mendengar laporan itu, Ardika hanya tertawa pelan tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Baginya, untuk melawan tiga keluarga besar, dia sama sekali tidak perlu membentuk aliansi dengan siapa pun.
Jadi, aliansi yang beredar luas di publik itu hanyalah omong kosong belaka.
Namun, hal yang membuatnya terkejut adalah Alden sendiri membiarkan rumor
seperti itu beredar luas begitu saja. Dia benar–benar tidak tahu apa yang sedang
direncanakan oleh pria itu.
Walaupun belum memahami tujuan Alden, Ardika tetap tidak menganggap serius
hal ini.
Pada malam hari, dia keluar sendirian.
Lagi pula, dia sedang senggang. Dia memutuskan untuk mencari Ganang, lalu
bertanya pada pria itu secara pribadi.
Di luar kompleks vila megah, Jesika sudah menunggu di sana.
“Hari ini berapa banyak buronan yang ditangkap di Showroom Mobil Neptus?”
Setelah masuk ke dalam mobil, Ardika melontarkan satu pertanyaan itu dengan
santai.
Jesika duduk tegak di sampingnya dan berkata, “Dua puluh delapan orang.”
Dua puluh delapan orang ini adalah buronan, masing–masing dari mereka sudah melakukan banyak tindakan kejahatan.
Hari ini, saat berada di
wroom, Ardika sudah melihat sosok bayangan mereka di
antara kerumunan. Kala itu, dia langsung menyadari orang–orang tersebut adalah
pelaku tindak kejahatan.
“Pak Sigit benar–benar sakit kepala menghadapi orang–orang itu. Hanya untuk mengawasi mereka saja, dibutuhkan banyak anggota kepolisian. Kalau sampai ada satu di antara mereka yang berhasil melarikan diri, akan membuat masyarakat
nggak tenang,” kata Jesika.
Ardika mendengus, lalu berkata dengan dingin, “Kalau begitu, habisi saja mereka.
semua malam ini.”