Menantu Pahlawan Negara

Bab 282



Bab 282 Kebenaran Terungkap

Ternyata Raka adalah kamu? Ba… bagaimana mungkin?!”

Melia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.

Sorot mata menunjukkan seolah–olah jiwanya sudah meninggalkan raganya.

Bahkan, dia sedikit memercayai bahwa Ardika benar–benar adalah Raka.

Sebelumnya tiga keluarga besar sudah menggunakan seribu satu macam cara untuk

menyelidiki identitas Raka, tetapi tidak ada yang mereka peroleh dari hasil This material belongs to NôvelDrama.Org.

penyelidikan itu.

Sosok Raka itu seolah–olah tidak terdeteksi.

Jadi, tiga keluarga besar juga mencurigai bahwa mungkin saja Raka hanya sekadar

nama samaran seseorang.

Karena itulah, mereka menyelidiki relasi Delvin. Namun, mereka tetap tidak

menemukan orang yang bernama Raka itu.

Sebaliknya, hasil penyelidikan mereka menunjukkan pada zaman sekolah dulu,

Delvin memiliki seorang teman baik.

Orang itu tidak lain adalah Ardika.

Namun, tiga keluarga besar tidak menghubungkan Ardika dengan Raka.

Mereka selalu menganggap remeh menantu pecundang Keluarga Basagita itu.

Biarpun Ardika adalah target yang ingin disingkirkan oleh Keluarga Mahasura ibu

kota provinsi, mereka tetap tidak menganggap serius pria itu.

Jadi, saking terkejutnya, Melia sampai tidak bisa berkata–kata.

Tepat pada saat ini, Daniel mendengus dan berkata, “Nona Melia, hanya seorang pebisnis saja membuatmu yang merupakan pewaris tiga keluarga besar ketakutan

seperti ini? Bukankah terlalu berlebihan?”

Jangan lihat dia hanyalah seorang ketua dengan jabatan rendah, tetapi

kekuasaannya cukup hear

Demi mendapatkan pesanan atau proyek dari tim temen Kota Harry, by perusahaan besar yang berusaha menjilatnya

Karena Hulah, die menjadi orang yang sangat arogan seperti ini

Melia berkata dengan canggung, Pak Daniel, sebelumnya Heima, presdir Grup Kejora adalah bawahan tiga keluarga besar Tapi, Maka berhasil mengeluarkannya dari Badan Keamanan Hasional dan merdut Grup Keys”

Karena tindakan Ardika mengeluarkan Helmi dari Badan Keanatian Nasional, tiga keluarga besar sudah gelisah selama beberapa hari

“Nona Mella, apa tiga keluarga besar ketakutan hanya karena masalah sepele seperti Ini?”

Mendengar ucapan Melia, Daniel tertawa terbabak babak dan berkata, “Aku sudah

mendengar tentang kejadian itu. Kala itu, Departemen Pertanahan hendak meretas

identitas diri seorang tokoh hebat dari tim tempur kami. Karena itulah, Badan Keamanan Hasional baru mengeluarkan perintah penangkapati

“Setelah penyelidikan selesai dilakukan, ternyata hanya kesalahpahaman belaka.

Jadi, semua orang yang ditangkap sudah dilepaskan ”

Kemudian, dia menunjuk Ardika dan berkata, “Jadi, hanya omong kosong belaka kalau bocah ini yang mengeluarkan Helmi dari Badan Keamanan Nasional

“Benarkah, Pak Daniel?”

Melia tercengang.

Namun, kala itu saat tiga keluarga besar hendak mengeluarkan Helmi, mereka bahkan tidak tahu harus melalui jalur apa.

“Tentu saja benar. Pada dasarnya, tiga keluarga besar hanya seperti katak dalam tempurung. Penglihatan kalian kurang luas, hanya terbatas pada Kota Banyuli. Wajar saja kalian bisa ditipu oleh bocah ini.”

Anggota tiga keluarga besar mengetahui dengan sangat jelas bahwa Ardika adalah

seorang penipu.

Begitu mendengar ucapan Daniel, Melia langsung mengerti.

Dengan ekspresi malu sekaligus marab, dia berkata, “Ardika, oh Ardika, nyalimu benar–benar sangat besar! Berani–beraninya kamu berpura–pura menjadi Raka dan merebut aset tiga keluarga besal.”

“Sekarang kebenaran sudah terungkap, kamu tunggu saja pembalasan dari tiga. keluarga besar.”

Identitas asli sosok Raka sudah terbongkar.

Tiga keluarga besar tidak akan melepaskan Ardika..

Kalau sampai tersebar luas bahwa tiga keluarga besar dipermainkan oleh menantu idiot Keluarga Basagita, reputasi tiga keluarga besar pasti akan hancur!

“Ardika, sepulang nanti aku akan memberi tahu keluargaku informasi ini. Kamu pasti akan mati, istrimu juga pasti akan sial. Kali ini, nggak akan ada seorang pun yang bisa menyelamatkan kalian!”

Melia menatap Ardika dengan tatapan seolah–olah tidak lama lagi Ardika pasti akan

mati.

Ardika berkata dengan acuh tak acuh, “Melia, kalau hari ini kamu bisa keluar dari vila nomor sembilan ini, baru berbicara seperti itu.”

Karena dia sudah mengatakan akan menjadikan Melia sebagai pelayan di vila

nomor sembilan, maka sudah pasti dia tidak akan membiarkan wanita itu pulang lagi!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.