Menantu Pahlawan Negara

Bab 236



Bab 236 Showroom Mobil Neptus

“Hari ini benar–benar ada pameran mobil? Kenapa aku nggak tahu?!”

Handoko langsung melompat bangkit dari tempat tidurnya dan berkata, “Ayo, ayo, ayo kita pergi. Walau nggak sanggup beli, lumayan juga

bisa cuci mata.”

Saat berbicara, dia bergegas berganti pakaian.

Ardika menunggu Handoko di luar. Tepat pada saat ini, dia menerima sebuah panggilan telepon dari Sigit.

“Tuan Ardika, dua hari yang lalu saat penangkapan Claudia, ada seorang gadis bernama Rachel Septio yang Tuan selamatkan dari tangan komplotan kriminal. Tadi, keluarganya menghubungi kami dan mengatakan ingin menyampaikan terima kasih kepada Tuan secara

langsung.”

Dalam sekejap, ingatan tentang gadis cantik dua hari yang lalu itu tebersit dalam benak Ardika.

“Syukurlah dia sudah bertemu kembali dengan keluarganya. Mereka nggak perlu berterima kasih padaku secara langsung lagi. Aku masih ada urusan dan harus keluar sekarang. Lain kali kita bicarakan lagi, Sigit.”

Selesai berbicara, dia langsung memutuskan sambungan telepon. Namun, Sigit yang namanya dipanggil dengan nada lebih akrab itu

merasa sangat bahagia.

Ardika sama sekali tidak memasukkan hal seperti itu dalam hati.

Dengan pengalaman di medan perang selama bertahun–tahun, dia sudah membunuh banyak orang. juga sudah menyelamatkan banyak

orang.

Kalau setiap orang yang dia selamatkan ingin mengucapkan terima kasih secara langsung padanya, maka dia akan lelah setengah mati.

Saat ini, Handoko sudah selesai berpakaian. Dia dan Ardika keluar bersama, memanggil taksi menuju ke Showroom Mobil Neptus.

Showroom Mobil Neptus adalah pameran mobil yang disebut oleh Tarno kemarin.

Tempat ini adalah tempat penjualan mobil terbesar di Kota Banyuli, berbagai merek mobil tersedia di sini.

Tempat ini merupakan bisnis yang dijalankan oleh Billy.

Hanya tokoh sehebat itu yang mampu menguasai bisnis sebesar ini. Kalau tidak, bisnis sebesar ini pasti sudah direbut oleh tiga keluarga

besar.

*Kak Ardika, kamu membohongiku! Di mana pameran mobil balap yang kamu janjikan padaku?!” NôvelDrama.Org holds text © rights.

Begitu memasuki showroom, Handoko tahu dia sudah dibohongi.

‘Apaan ini? Jelas–jelas ini bukan pameran mobil balap. Papan–papan promosinya aja nggak ada. Walau orang yang datang melihat mobil

di sini banyak, mereka jelas–jelas bukan datang untuk melihat pameran mobil balap.‘

“Jangan terburu–buru seperti ini. Bersabarlah, sebentar lagi juga ada.”

Ardika menepuk–nepuk pundak Handoko, mengisyaratkan adik iparnya untuk tenang dan bersabar.

Lalu, dia bertanya, “Oh ya, apa saja merek mobil balap?”

Saking kesalnya, Handoko berkata dengan gigi terkatup, “Kamu bahkan nggak tahu merek mobil balap, tapi kamu malah mengajakku datang melihat pameran mobil balap.”

Ardika berkata dengan jujur, “Mau bagaimana lagi? Aku memang nggak tahu dan nggak pernah mengendarai mobil balap. Aku hanya pernah mengendarai kapal perang, termasuk Kapal Induk Dewa Perang.”

“Membual lagi, membual lagi!”

Handoko mendengus.

Namun, karena dia sudah sampai di sini, dia juga tidak ingin langsung pulang.

“Aku suka Ferrari 488, ayo kita pergi lihat!”

Dia langsung menarik Ardika menuju ke toko Ferrari.

“Selamat datang Tuan–Tuan, Kalian datang untuk melihat mobil atau mengambil mobil? Apa sebelumnya kalian sudah membuat janji?” tanya pelayan toko dengan sopan. Dia tidak langsung melarang Ardika dan Handoko untuk masuk hanya karena pakaian mereka sederhana.

Ardika berkata dengan terus terang. “Apa ada Ferrari 488? Aku datang membelikan satu untuk adikku ……”

Saking terkejutnya, Handoko buru–buru menyela Ardika, “Ah, nggak, nggak. Kami hanya datang melihat–lihat, kami hanya datang melihat-

That!

‘Silakan masuk Tuan–Tuan.”

Walaupun melemparkan sorot mata aneh ke arah Ardika, pelayan toko tetap mempersilakan mereka masuk.

Wajah Handoko sudah memerah. Dia berkata pada Ardika dengan suara rendah, “Kak Ardika, tolong jangan berlagak hebat. Walau memalukan kalau kita nggak sanggup membeli, lebih memalukan lagi kalau kita berlagak hebat bisa membeli!”

Pelayan toko yang mengikuti mereka dari belakang tidak bisa menahan tawanya. Begitu tersadar kembali, dia segera menutup mulutnya.

Temyata pria itu sedang berlagak hebat di depan adik ipamya, tapi kebohongannya langsung diekspos oleh adik iparnya. Sungguh

menarik.

Pelayan toko baru saja berhenti tertawa, tiba–tiba terdengar suara tawa lagi.

*Haha, Handoko, kakak iparmu yang hebat itu membawamu datang untuk melihat mobil balap, ya? Kali ini, apa lagi identitasnya? Pemilik sebuah hotel lagi? Atau keturunan keluarga kaya?”

Dengan iringan nada bicara penuh sindiran itu, beberapa orang pria dan wanita yang berpakaian mewah menghampiri mereka.

Orang yang mengejek Handoko adalah seorang wanita muda yang mengenakan setelan busana mobil balap dan sebuah jaket.

Ardika masih mengenal wanita itu. Wanita itu tidak lain adalah Fio yang semalam menelepon Handoko.

Dua hari yang lalu, wanita ini juga berada di hotel. Saat itu, wanita ini adalah pacar Aldi, putra manajer hotel milik Ardika.

Namun, saat ini dia sudah menggandeng lengan pria lain dengan mesra.

Di samping pria itu, ada sepasang pria dan wanita.

Hal yang lebih mengejutkan lagi, ketiga orang itu juga orang dikenalnya!

Handoko menatap dua pasang pria dan wanita itu dengan tatapan terkejut.

“Fio, Kak Wisnu, Kak Wulan, Kak David, kenapa kalian bisa ada di sini?!”

SURPERISE GIFT: 3000 bonus free for you,activity time is limited!

GET IT


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.