Menantu Pahlawan Negara

Bab 199



Bab 199 Membuat Dia Terkenal di Seluruh Penjuru Negeri

Ardika tetap tampak tenang, bahkan dia tidak berencana untuk turun tangan.

Tepat pada saat orang-orang ini mendekatinya dan Jesika, tiba-tiba saja enam orang pria kekar tanpa ekspresi muncul di depan pintu klinik.

Mereka tidak lain adalah enam orang prajurit wilayah luar yang dipimpin oleh Geri.

Begitu keenam orang ini menggerakkan pergelangan tangannya, sebilah pisau prajurit muncul dalam genggaman mereka masing- masing. Kemudian, mereka langsung melemparkan pisau dengan serempak.

Seketika itu pula, terdengar suara pisau melesat seolah membelah udara, lalu tepat mengenai kening mereka dan menembus kepala mereka.

Enam orang ini membelalak tidak percaya.

Bahkan, sebelum mereka sempat berteriak, mereka langsung terjatuh ke lantai dan tewas di tempat!

Sesaat kemudian, darah segar baru mengalir keluar dari bilah pisau yang tertusuk pada kening enam orang itu.

Melihat anak buahnya langsung mati di tempat, ketua komplotan itu tersentak kaget.

Dia menatap enam orang prajurit wilayah luar yang tiba-tiba muncul itu dengan tatapan terkejut.

Enam orang itu melangkah maju tanpa ekspresi dan mencabut pisau mereka dari mayat-mayat itu.This text is © NôvelDrama/.Org.

Setelah mengelap bekas noda darah pada jubah putih yang dikenakan oleh mayat-mayat tersebut, mereka baru mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika.

“Tuan Ardika, bagaimana dengan yang satu ini?” tanya Geri sambil berdiri membelakangi ketua komplotan itu. Dari awal hingga akhir, dia menganggap pria itu sebagai target yang sepele.

“Habisi saja,” kata Ardika dengan acuh tak acuh.

Tanpa menoleh sama sekali, Geri menggerakkan pergelangan tangannya.

Dalam sekejap, pisau dalam genggamannya melesat keluar dan menembus dahi ketua komplotan itu.

“Pfftt….”

Ketua komplotan itu sudah mati!

“Brak!”

Melihat pemandangan itu, Claudia langsung berlutut dan berkata, “Ardika, maafkan aku! Jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku! Seharusnya aku nggak mengkhianati Luna! Seharusnya aku nggak memfitnah dia….”

Dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti membasahi pipinya, dia terus bersujud tanpa henti sampai-sampai keningnya sudah berdarah.

Melihat komplotan kriminal mati secepat itu, dia benar-benar sudah ketakutan setengah mati. Saat ini, hanya satu kata yang memenuhi benaknya, yaitu takut.

Dia bahkan sama sekali tidak sempat berpikir.

Sebenarnya Ardika siapa?

Kenapa dia punya seorang asisten yang begitu cantik?

Kenapa Ardika bisa menggerakkan ratusan pesawat nirawak untuk mengawasinya?

Kenapa enam orang pria yang begitu menakutkan itu sangat tunduk pada Ardika?

Dia tidak sempat memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Jangan khawatir. Bagaimana mungkin aku membunuhmu?”

+15 BONUS

Setelah mendengar ucapan Ardika, Claudia mendongak dengan ekspresi senang, lalu menatap pria di hadapannya ini dengan tatapan memelas. “Ardika, kamu nggak akan membunuhku, ‘kan? Baguslah, baguslah. Selama kamu nggak membunuhku, aku bersedia melakukan

apa saja!”

“Mencabut nyawamu adalah hukuman yang sangat ringan untukmu.”

Tanpa melirik wanita keji itu sama sekali, Ardika langsung berbalik dan keluar dari klinik ilegal itu.

Kemudian, suaranya dingin dan membuat orang bergidik ngeri terdengar dari luar.

“Tolong edit video itu, lalu unggah di akun sosial media pribadinya. Dia ingin menjadi selebriti internet, ‘kan? Kalau begitu, aku akan

membuatnya terkenal di seluruh penjuru negeri!”

Hanya dalam hitungan menit, ada satu unggahan video baru di akun media sosial pribadi Claudia.

Kini jumlah pengikutnya sudah mencapai angka tiga juta pengikut.

Begitu para pengikutnya melihat ada unggahan video baru, mereka mengira video itu mengenai Luna.

Mereka semua dengan senang hati melihat video itu dan bersiap untuk bergosip lagi.

Namun, begitu melihat isi video, mereka semua langsung tercengang.

Berawal dengan pembicaraan antara Claudia dengan Ivan mengenai pencarian jasa ibu pengganti, serta rencananya untuk berjualan di

sosial media dengan siaran langsung, lalu kejadian di dalam klinik ilegal.

Claudia melakukan transaksi ilegal dengan komplotan tersebut. Walaupun tahu wanita itu terpaksa melakukan hal tersebut, Claudia tetap memilih untuk melanjutkan transaksi dengan membayar uang muka.

Pada akhirnya, dia juga mengatakan akan mengeksploitasi Luna.

Setelah modus jahatnya terbongkar, dia bahkan meminta komplotan itu untuk menangkap Ardika dan Jesika.

Selain wajah Ardika, Jesika dan wanita korban dalam kasus ini yang buram, wajah setiap orang lainnya tampak jelas.

Sisi keji Claudia sudah terekspos dengan jelas.

Dalam sekejap, emosi para pengikut Claudia langsung meledak. (1)

Mereka seolah merasa sudah ditipu dan dipermainkan oleh Claudia!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.