Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 675



Bab 675

“Yah, mendengar suaramu masih begitu keras, aku merasa lega. Suara Naufan yang tenang itu terdengar dari ruang tamu.

Dalam beberapa tahun ini, Naufan sudah beberapa kali mengunjungi ayahnya, Leo Irwin, tetapi selalu diusir oleh orang.

Setelah itu, dia tidak pernah datang lagi karena merasa dipermalukan. Namun berbeda dengan hari ini. dia bersikeras untuk masuk sampai membuat satpam tidak berani menghalanginya.

Mereka tahu Naufan merupakan putra semata wayang Leo dan tidak ada yang berani menyinggungnya karena kelak mungkin saja dia akan kembali ke rumah ini.

Kali ini, Naufan tidak hanya datang sendiri, tetapi juga bersama Jesika dan William.

Selena meletakkan sendoknya dan menatap ketiga orang itu. Untuk sesaat, dia tidak tahu apakah dirinya dan Ellia adalah lelucon atau Naufan sekeluarga adalah lelucon.

Melihat Selena berhenti makan, Ellia mengingatkannya, “Lanjutlah makan, jangan biarkan sampah. memengaruhi suasana hatimu.”

Rival cinta datang untuk membuat masalah, tetapi Ellia masih tetap terlihat tenang.

Selena melanjutkan makannya. Perseteruan internal Keluarga Irwin yang terjadi sebelum dia menikah dengan Harvey tidak ada hubungan dengannya.

Jesika yang menjinjing beberapa kantong kertas mewah berkata sambil tersenyum lembut, “Ayah, William tahu bahwa kakeknya suka minum teh. Daun teh ini sangat langka dan banyak khasiatnya. Bagaimana kalau aku menyeduhnya? Biar Ayah bisa mencobanya.”

Leo langsung menepis keping teh yang diberikan Jesika itu ke lantai. Ketika melihat ini, Selena sedikit menyayangkan teh langka itu karena harga untuk satu keping saja sudah sukar untuk diukur.

Namun mengingat orang yang membawa teh langka itu adalah si pelakor, Selena ingin sekali menginjak- injak keping teh tersebut.

“Keluarga Irwin ada banyak barang bagus! Jadi nggak perlu menggunakan barang–barang sampah ini untuk menyenangkanku! Sudah lama nggak bertemu, tapi masih saja bermuka tebal. Terakhir kali bertemu, aku sudah mengatakannya padamu bahwa menantu dan cucu yang aku akui di Keluarga Irwin hanya Ellia dan Harvey. Kalau kamu ingin menjadi bagian keluarga ini, tunggu saja di kehidupan berikutnya! Bawa anak haram yang kamu lahirkan itu dan anak durhaka ini pergi dari sini! Aku nggak NôvelD(ram)a.ôrg owns this content.

ingin melihat wajah kalian!”

Kemarahan Kakek di luar bayangan Selena, Setelah menghardik, wajah Kakek terlihat menjadi sangat merah dan Selena segera bangkit untuk membantu menenangkan Kakek.

“Kek, tenanglah, jangan marah!”

Sambil berbicara, Selena memberikan segelas air putih kepada Kakek. Dia tahu kondisi Kakek tidak

boleh terlalu emosian.

Kondisi Leo sebelumnya kadang membaik kadang memburuk. Baru akhir–akhir ini dia kembali normal.

Saat sedang menenangkan Kakek, Selena merasa ada seseorang terus menatapnya. Begitu menoleh, dia melihat orang itu adalah William.

Terakhir kali, William sudah kalah telak di tangan Harvey. Sekarang ketika bertemu lagi, dia tetap tidak

berubah. Hal–hal yang dia lakukan semakin menjijikkan.

Mata mereka saling bertemu dan Selena menatapnya dengan tatapan tajam.

Yang lain tidak memperhatikan mereka. Kemudian, Naufan berjalan mendekat. Selama bertahun– tahun,

ini pertama kalinya dia bersedia mengalah kepada Leo.

“Sudah tua tapi masih saja keras kepala. Setidaknya dulu masih ada Ibu yang bisa mengendalikanmu,”

ujar Naufan.

Keluhan itu mendekatkan hubungan mereka. Naufan lanjut berkata, “Sudah lama berlalu, apa yang masih membuatmu marah? Kamu pikir memutuskan hubungan denganku bisa memutuskan hubungan darah antara kita? Darahmu mengalir di dalam tubuhku, dia adalah cucumu, jadi darahmu juga mengalir di dalam tubuhnya.”

William perlahan mendekat dari sebelah kiri, dia mengulurkan tangannya ingin membantu Kakek berdiri dan tangannya seakan tanpa disengaja menyentuh punggung tangan Selena.

Saat kulit mereka bersentuhan, Selena merasa seperti disentuh oleh ular berbisa. Dengan cepat, dia

menarik tangannya dan menjauh beberapa dari William.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.